Kamis, 30 Januari 2014

Indonesia Book Fair 2011: Karena Buku Menginspirasi

Feature Agenda


Buku adalah jendela dunia. Inilah peribahasa yang tepat diperuntukkan kepada seluruh buku yang ada di pameran Istora Senayan yang membuka jendela-jendela pengetahuan para pengunjungnya, Minggu (27/11). Langit Jakarta menunjukkan terik panasnya, kawasan gedung-gedung di Gelora Bung Karno terus bercengkrama dengan para pengunjung masing-masing kepentingan.

Begitu pun Istora Senayan, gedung olahraga berbasis indoor yang berkapasitas ribuan penonton ini sedang menjadi taman bagi para pecinta buku.  Pasalnya di sini ada pameran buku yang diselenggarakan oleh IKAPI(Ikatan Penerbit Indonesia) dan Perpustakaan Nasional. Pameran yang dilaksanakkan setiap tahunnya ini berlangsung sangat meriah dengan mengikutsertakan banyak penerbit terkenal di Indonesia.

Gedung yang kemarin digunakkan untuk menampilkan cabang olahraga bulu tangkis oleh hajatan besar Sea Games ini memberikan ruang yang luas bagi para penerbit untuk menjajankan buku-bukunya. Memasuki kawasan pintu utama Istora Senayan ada sebuah papan besar yang berisi peta kawasan penerbit dan panggung dimana acara-cara dilaksanakkan, termasuk panggung utama sebagai pusatnya.

Pameran bernama Indonesia Book Fair ini juga memberikan diskon buku-buku bagi para pembeli. Seperti dijumpai pada penerbit Gramedia Grup. Salah satu penerbit besar ini menampilkan banyak buku yang diperjualbelikan dengan diskon mulai dari dua puluh persen dan bagi pembelian sampai dua ratus ribu, panitia telah menyiapkan diskon dan buku gratis.

Bagi pengunjung yang ingin melihat penampilan para penulis yang melakukkan bedah bukunya, bisa langsung datang ke panggung utama. Panggung inilah yang menjadi pusat acara pameran dengan slogan Book is Inspiring. Dengan slogan ini, panitia pelaksana memberikan acara dan wadah bagi para pengunjung dan pencinta buku agar bisa mendapatkan inspirasi-inspirasi dari buku-buku yang ada.
Seperti pada Minggu (27/11) riuh pengunjung memadati selaksar bangku penonton di panggung utama. Hari itu acara puncaknya adalah penampilan Ahmad Fuadi sebagai penulis terkenal dari trilogi buku Negeri 5 Menara yang akan menampilkan Launcing Trailer Film bersama Salman Aristo sebagai produser dan penulis skenarionya. Acara yang berakhir pada pukul 14.00 ini juga menampilkan para pemain filmnya, terlihat di antara panggung yang berlatar kuning itu, Ikang Fauzi dan Lulu Tobing.

Selain acara-acara bedah buku tersebut, Indonesia Book Fair tahun ini juga menghadirkan para penerbit dari luar negeri di kawasan Asia seperti SPBA (Singapore Book Publishers Association), MBKM (Majelis Buku Kebangsaan Malaysia), dan juga ada penerbit dari Iran yaitu Kanoon.

Pameran yang berlangsung mulai tanggal 24 november dan berakhir pada 4 desember ini juga memberikan fasilitas bagi para pembaca dan pengunjung yang ingin memberikan naskahnya agar diterbitkan untuk di edit oleh pada editor masing-masing penerbit. Fasilitas ini dinamakan Bursa Naskah. Bursa naskah ini didukung oleh banyak penerbit peserta Indonesia Rights Fair, yaitu seperti Tiga Serangkai, Pustaka Mandiri, Republika, dan Penerbit Bumi Aksara

Untuk mendukung berkembangnya pendidikan dan minat baca masyarakat Indonesia, benarlah jika acara Indonesia Book Fair ini sangat baik dan bermanfaat, seperti yang dituturkan Hira Prawira pengunjung asal Bekasi, “Indonesia Book Fair ini bagus, karena selain diadakannya setahun sekali, juga menjadi ajang mendapatkan pengetahuan. Bukunya murah, juga ada workshop-workshop yang memberikan pengetahuan buku best seller bagi pengunjung.”

Selain itu, pameran ini juga menampilkan acara bedah buku-buku best seller dari beberapa penerbit, misalnya ada acara talkshow Indonesia Mengajar bersama para pengajar muda dan Anis Baswedan selaku pemimpin organisasi yang telah menjadi salah satu tonggak kebangkitan pendidikan di Indoesia. Acara ini juga membahas tentang buku dengan judul yang sama yang berisikan tentang kisah-kisah perjuangan para pengajar muda yang membaktikan dirinya untuk pendidkkan di pelosok negeri ini.

Dari kesemuanya, fasilitas yang sudah diberikan para panitia baik. Akan tetapi,  masih ada kekurangan di beberapa aspeknya. Seperti tempat sholat dan toilet yang kurang memadai kuantitasnya bagi para pengunjung yang membludak apalagi pada hari minggu (4/12) yang menjadi hari  terakhir Indonesia Book Fair ini.

Selain itu publikasi tentang acara kurang menyeluruh, seperti pada Sabtu (26/11) kemarin yang diliburkan karena ada acara pernikahan Ibbas Putra Presiden RI dengan Alya. Karena publikasi yang kurang, banyak para pengunjung yang terlanjur datang dibuat kecewa karena diliburkan sehari acara pamerannya.

“Semoga kedepannya, IBF ini bisa lebih baik lagi fasilitas dan tempat yang strategis, juga publikasi yang baik. Agar para pengunjung tidak dibuat kecewa”, jelas Sri Wahyuni pengunjung Indonesia Book Fair dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Fauziah Muslimah (1110051100059)

Jurnalistik III B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar