Sabtu, 13 September 2014

Menikmati Es Krim Dalam Balutan Tahu

Menikmati tahu, kini beragam macamnya. Tapi yang satu ini, lebih unik dari sekadartahu isi sayur-sayuran yang dibuat pedas atau tahu bulat nan krispi.Namanya Frozen Inside. Seperti namanya, tahu  ini memiliki isian berbeda di dalamnya, yaitu beku. Beku di dalam tahu ini bukan sembarang beku, tahu ini berisi es krim nan lembut.
Saat pertama kali menggigit tahu bulat isi es krim ini, ada tiga rasa yang muncul di lidah. Rasa krispi dari tepung panir pembalut bagian luar tahu bulat, rasa roti tawar yang membalut es krimnya dan terakhir rasa es krim yang siap menggoyang lidah.
Frozen Inside sendiri terdiri dari es krim yang menjadi bagian isi dari tahu bulat yang di dalamnya juga ada roti tawar, untuk penguat es krim agar tak mudah mencair,sedang di luarnya dibaluri tepung panir. Untuk menikmatinya pun unik, tahu Frozen Inside yang dingin bisa dinikmati langsung atau bisa juga digoreng agar bagian luar terasa krispi. Jangan khawatir, karena dibalut roti tawar, es krim tak mudah mencair saat digoreng.
Frozen Inside, cara baru menikmati es krim nan lembut yang dibalut di dalam tahu bulat.
Frozen Inside, cara baru menikmati es krim nan lembut yang dibalut di dalam tahu bulat.
Untuk penyimpanan, es krim untuk Frozen Inside harus dingin dengan suhu minus 15-18 derajat celcius. Sedangkan bahan tahu bulat didapatkan dari langganan pabrik tahu bulat di daerah Kelapa Dua, Depok. Tahu isi es krim ini mempunyai tiga pilihan rasa, yaitu coklat, vanilla, dan strawberry.
Tim Frozen Insode biasa menjual produk mereka di beberapa bazar dan sesuai pesanan saja. Satu tahu es krim dalam cup ini dijual dengan harga Rp 5000.
Tim Frozen Insode biasa menjual produk mereka di beberapa bazar dan sesuai pesanan saja. Satu tahu es krim dalam cup ini dijual dengan harga Rp 5000.
Dari Kompetisi Wirausaha untuk Mahasiswa
Frozen Inside terlahir dari ide sembilan orang mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang mempunyai satu asa, yaitu menciptakan lini bisnis baru yang belum pernah ada di pasaran.
Mereka adalah tim kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) DIKTI tahun 2014. Ide wirausaha mereka pun melaju mengikuti seleksi pada tingkat Nasional di akhir bulan Juli 2014 lalu. Meskipun tak menang, namun mereka masuk sebagai finalis Jabodetabek hingga tahap monitoring evaluasi DIKTI.
Mereka terdiri dari para mahasiswa Universitas Indonesia (UI) berjumlah Sembilan  orang dari berbagai jurusan, seperti Administrasi Negara, Administrasi Fiscal, Administrasi Niaga, Komunikasi Periklanan, dan Geografi. Mereka adalah Sayyid Malik Al Fattah, Agtesya Nuraras, Ghoida Rahmah Aladawiyah, Revana Tri Damayanti, Gita Triani Englan, Shellyando Rezki Utami, Rizki Risdayani, Ken Dhea Wardhara, dan Juhans.
Beberapa tim Frozen Inside sedang melakukan produksi tahun es krim di rumah kos salah satu anggotanya. Saat ini mereka masih berpindah tempat untuk melakukan produksi.
Beberapa tim Frozen Inside sedang melakukan produksi tahun es krim di rumah kos salah satu anggotanya. Saat ini mereka masih berpindah tempat untuk melakukan produksi.
Membangun Bisnis Dengan Serius
Walaupun masih bisnis kecil, mereka tetap bersemangat membangun dengan serius usaha ini. Produksi pun dilakukan di tempat-tempat berbeda, dan jika ada undangan bazar, produksi dalam seminggu bisa tiga sampai empat kali. Jaringan Frozen Inside pun sudah melebar dan mempunyai kerja sama dengan berbagai instansi, seperti beberapa fakultas di UI, Pemrov DKI Jakarta, dan lainnya.
Dengan serius, mereka menetapkan timeline perencanaan penjualan dan  terus berinovasi.Dibantu dengan sistem yang baik, mereka dibimbing satu orang  dosen, ditambah  lima divisi untuk pembagian tugas mereka bersembilan, yaitu Human Resources Department (HRD), Produksi, Finance, Public Relation (PR), dan Marketing.
Agtesya sebagai tim produksi (kiri), Sayyid Malik Al fattah sebagai ketua tim (tengah), dan Ghoida (kanan) sebagai tim marketing.
Agtesya sebagai tim produksi (kiri), Sayyid Malik Al fattah sebagai ketua tim (tengah), dan Ghoida (kanan) sebagai tim marketing.
“Untuk planning ke depan  kami  ingin mempunyai tempat  sendiri untuk melakukan produksi dan pemasaran yang lebih luas lagi. Karena kuliner ini terbilang baru dan belum ada, mereka pun ingin mengurus izin produksi dari dinas kesehatan, dan hak paten merek dagang dan produknya,” jelas ketua tim Frozen Inside, Sayyid Malik Al Fattah. [FAU]
Editor :  Duratun Nafisah
Terbit di Paradepok