Rabu, 29 Januari 2014

BAHASA JURNALISTIK: Ciri, Karakteristik dan Kekhasan Bahasa Jurnalistik



Bahasa jurnalistik yang baik adalah bahasa yang mampu mengedepankan informasi dan makna yang utuh dari setiap tulisan jurnalistik.[1] Secara spesifik, bahasa jurnalistik dapat dibedakan menurut bentuknya, yaitu bahasa jurnalistik surat kabar, bahasa jurnalistik majalah, bahasa jurnalistik radio siaran, bahasa jurnalistik televisi, dan bahasa jurnalistik media online internet. [2]

Misalnya, pada bahasa jurnalistik surat kabar harus tunduk pada kaidah atau prinsip-prinsip umum bahasa jurnalistik. Ada 11 ciri utama bahasa jurnalistik yang berlaku, yaitu sederhana, singkat, padat, lugas, jelas, jernih, menarik, dan demokratis.[3]

Ciri-Ciri Bahasa Jurnalistik (Syarifudin, 2010:81-82)
·         Sederhana: adalah bahasa yang digunakan lebih berorientasi pada kata-kata atau kalimat yang paling banyak diketahui sebagian besar pembaca.

·         Singkat: adalah bahasa yang digunakan langsung ke pokok masalah, tidak bertele-tele, tidak panjang dan tidak memboroskan waktu pembaca.

·         Padat: adalah bahasa yang digunakan bersifat padat informasi, dengan memakai kata/kalimat dengan informasi penting bagi pembaca.

·         Lugas: adalah tidak ambigu, tegas, sesuai dengan makna yang dituju, sehingga pembaca terhindar dari kesalahan persepsi dan kesimpulan.

·         Jelas:adalah bahasa yang digunakan mudah dipahami maknanya, tidak bias, baik dari segi makna, susunan kata, maupun kalimat.

·         Jernih:adalah bahasa yang digunakan transparan, jujur, tulus, tidak menyembunyikan sesuatu yang negatif, fitnah, dan prasangka. Karena bahasa jurnalistik mengedepankan aspek fakta, kebenaran, dan kepentingan bagi masyarakat.

·         Menarik: adalah bahasa yang digunakan harus mampu membangkitkan minat dan perhatian pembaca dan dapat memicu selera baca.

·         Demokratis: adalah bahasa yang digunakan bersifat universal, tidak mengenal tingkatan sosial, golongan, dan kedudukan.

Kemudian ditambahkan enam ciri utama bahasa jurnalistik (Sumadiria, 2006:17-21). Bahasa jurnalistik berciri populis (kata, istilah, atau kalimat yang digunakan adalah yang akrab di masyarakat), logis (sesuai nalar), gramatikal (menggunakan  bahasa baku), menghindari kata tutur, menghindari kata dan istilah bahas asing, pilihan kata (diksi) yang tepat, mengutamakan kalimat aktif, menghindari kata atau istilah teknis, dan tunduk pada kaidah etika.[4]

Pengarang Amerika, Ernest Hemingway sebagai wartawan surat kabar Kansas City Star menjelaskan beberapa patokan prinsip bahasa jurnalistik, yaitu gunakan kalimat-kalimat pendek, gunakan bahasa biasa yang mudah dipahami orang, gunakan bahasa sederhana adan jernih pengutaraannya, gunakan bahasa tanpa kalimat majemuk, gunakan bahasa dengan kalimat aktif, gunakan bahasa padat dan kuat, serta gunakan bahasa positif bukan bahasa negatif.[5]

Satu hal yang penting adalah bahasa jurnalistik harus tetap tunduk dan patuh pada kaidah dan etika bahasa Indonesia yang baku. Selanjutnya bahasa jurnalistik juga mampu mengemban misi edukasi untuk memberikan contoh berbahasa yang baik bagi masyarakat. Dengan demikian, bahasa jurnalistik mampu menjadi penyambung informasi kepada pembaca. [6]

Fauziah Muslimah/1110051100059/Jurnalistik IV B




[1] Syarifudin Yusuf, Jurnalistik Terapan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010), hal. 81
[2] Drs . As Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), hal. 13
[3] Ibid, hal. 13-14
[4] Drs. As. Haris Sumadiria, M.Si, Bahasa Jurnalistik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), hal. 17-21
[5] H. Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), hal. 15-19
[6] Syarifudin Yusuf, Jurnalistik Terapan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010), hal. 82
                                             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar