Selasa, 01 September 2015

Waspada Sate Bakar Picu Kanker



Euforia Hari Raya Idul Adha sering diikuti dengan tradisi atau tren kuliner yang hadir di masyarakat. Hal ini juga karena hari raya ini biasa disebut dengan hari raya kurban. Hewan kurban yang selesai dipotong kemudian diolah makanan beragam rasa dan jenis, mulai dari dibakar, digoreng, bahkan dibuat sup. Karenanya, esensi hari raya tersebut menjadi lebih berwarna apalagi ditambah kehadiran beragam penganan khas dari masing-masing daerah di nusantara.

Tapi, di antara beragam macam makanan yang hadir sebagai olahan daging kurban di hari raya itu ada satu yang harus menjadi perhatian kita bersama. Perhatian itu lebih khusus pada segi kesehatan, tentunya daging itu senidri memang sudah menjadi makanan yang dihindari oleh para penderita penyakit jantung dan kolestrerol. Tapi ada lagi, satu penganan yang patut kita waspadai karena bisa memicu penyakit mematikan, yaitu kanker. Penganan ini adalah sate. Daging hewan kurban sering kali diolah menjadi sate yang cara memasaknya dilakukan dengan cara dibakar. Selain  mudah dan murah meriah, olahan  daging sate ini juga banyak dinikmati anak-anak. Alhasil, sate menjadi salah satu olahan daging yang mempunyai banyak penggemar dibandingkan penganan dari olahan daging lainnya.

Tak seperti rasanya yang enak, ternyata sate bisa memicu penyakit. Proses pembakaran yang tidak sempurna dan juga bekas arang pembakaran yang menempel di daging bakar tersebut mengandung zat-zat karbon yang bisa memicu tumbuhnya sel kanker dalam tubuh kita.
Sebagaimana dilansir dari bisakimia.com, Dr. Ronald A. Hukom, MHSc, SpPD-KHOM, dari Divisi Hematologi dan Onkologi Medik Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan walaupun waktu perkembangan sel – sel kanker menjadi tumor membutuhkan waktu yang lama bukan berarti seseorang menyepelekan hal yang bisa beresiko memicu penyakit kanker. Salah satu contohnya adalah dengan tidak terlalu sering mengkonsumsi makanan yang diolah dengan cara dibakar. Karena pengolahan makanan yang dilakukan melalui pembakaran itu dapat menyebabkan penyakit kanker pada bagian kerongkongan.

Menurutnya, memakan makanan yang dibakar seperti sate atau yang lainnya biasanya dengan proses pembakaran tidak sempurna yang dapat memicu penyakit kanker. Umumnya kanker pencernaan bagian atas, seperti kerongkongan dan kanker lambung. Kanker ini bisa terjadi karena ada dua jenis senyawa penyebab kanker yang bisa terbentuk selama proses pemanggangan makanan, yaitu hidrokarbon polisiklik aromatik (PAH) dan amino heterosiklik (HCA).

Lain lagi untuk pengonsumsi perempuan, risiko yang ditimbulkan dari makan sate ini bisa ebih berbahaya lagi. Perempuan yang gemar makan kuliner daging bakar lebih berisiko menderita penyakit kista. Zat karsinogen-lah yang menjadi penyebab munculnya penyakit kista ini. Hal ini karena, kista pada perempuan paling banyak berada di rahim atau ovarium. Gangguan kesehatan ini lebih banyak menyerang pada mereka yang gemar makan aneka masakan yang dibakar. Seperti daging hewan darat dan laut. Misalnya ayam bakar, ikan bakar, sate dan seafood bakar. Resiko lebih tinggi jika daging bakar yang dimakan adalah bagian yang gosong. Padahal untuk sebagian orang bagian yang gosong inilah yang paling banyak digemari. Sebab rasanya katanya lebih maknyus. Padahal ini penyebab kista ovarium (rahim), myom, dan endom.

Sebenarnya zat berbahaya apa yang terdapat di dalam penganan bakar, sehingga bisa menyebabkan kanker?

Sering sekali kita temui daging yang setelah dibakar terdapat bagian yang gosng (hitam), itulah zat karbon sisa hasil pemkaran arang yang bisa saja menempel pada daging yang dibakar. Zat atau benda sisa hasil pembakaran itu biasa disebut zatkarbon. Unsur karbon tidak memiliki nutrisi apa pun dan bersifat sampah atau toksin.

Jika masuk ke dalam tubuh manusia akan sangat berbahaya. Sifatnya akan berubah sebagai zat pembakar atau perusak sel-sel tubuh yang menciptakan proses oksidasi. Sel-sel akan rusak oleh zat oksidan ini. Kemudian akan berubah menjadi sel abnormal (kanker). Diawali dengan adanya penumpukan sel abnormal di suatu bagian tubuh. Dimana bisa kita lihat berupa bentuk benjolan kenyal yangs ering kita sebut sebagai kista berupa cairan. Jika dibiarkan maka akan membentuk gumpalan keras. Inilah yang disebut tumor dan  disebut myom jika berada di rahim.

Lalu, kenapa karbon ini begitu merusak?
Di dalam benda yang tersisa dari proses pembakaran terdapat zat berbahaya (toksin) yang disebut zat karsinogen. Bukan hanya di daging bakar, zat karsinogen ini terdapat juga pada rokok, polusi udara, dan minyak goreng. Zat karsinogen inilah yang disebut para ahli kesehatan sebagai zat pencetus kanker, kista, myom, tumor dan penuaan. Jika Anda merasa kulit anda tidak cantik lagi, muncul keriput, dan kusam, karsinogenlah yang jadi penyebabnya.

Selain sebagai zat pencetus kanker keberadaan toksin ini di dalam tubuh menjadi ancaman lain yang berbahaya, yaitu bisa menyebabkan kacaunya hormon perempuan. Saat itulah  hormon estrogen berlebihan dan tidak seimbang dapat menyebabkan juga kista, myom dan endom. Salah satu gejala yang mudah dikenali adalah rasa sakit yang sangat di saat haid.

Dari beberapa resiko penyakit yang bisa ditimbulkan dari  sate, bagi anda penggemar penganan ini tidak perlu risau. Risiko-risiko tersebut bisa diminimalisir dengan berbagai cara, sehingga para penggemar sate tidak perlu berhenti mengonsumsi penganan favorit mereka ini.

Sebagaimana dilansir dari artikel di artikelkesehatan99.com, risiko kanker bisa dihindari dengan cara memasak atau membakar daging yang tepat. Adapun kiat aman membakar daging yang bisa anda coba adalah sebagai berikut :

Pertama, jangan terlalu lama membakar daging. Oleh sebab itu pastikan arang cukup panas sehingga proses pembakaran bisa dilakukan lebih cepat. Membakar daging terlalu lama dapat membentuk senyawa berbahaya.

Kedua, hilangkan lemak daging yang terlihat sebelum membakarnya. Sering-seringlah membolak-balikkan daging ketika proses pembakaran berlangsung agar terhindar dari hangus. Selain itu, hindari api yang terlalu besar agar mencegah terbentuknya senyawa PAH dan HCA.

Ketiga, gunakan bumbu. Selain menambah cita rasa daging, bumbu juga dapat mengurangi peluang terbentuknya senyawa yang berbahaya.

Terakhir, perkecil ukuran daging, atau potong daging menjadi beberapa bagian kecil ketika akan dibakar. Hal ini bertujuan untuk membuat daging lebih cepat matang.

(Fauziah Muslimah)

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar