Kamis, 03 September 2015

Menyeruput Kopi Berarang Kayu



Malam itu kota Yogyakarta dipenuhi lampu-lampu terang. Sepanjang jalan Malioboro, salah satu tempat wajib bagi wisatawan yang bertandang ke kota ini juga penuh dengan para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Mereka  menyatu di antara cahaya kota nan benderang dari toko-toko atau penerang jalan. Tak lupa warga lokal juga ikut meramaikan.

Tapi, tak lengkap rasanya jika malam di Yogyakarta hanya dihabiskan dengan jalan-jalan di sekitaran Malioboro. Salah satu destinasi wajib di malamnya kota ini adalah angkringan. Berjalan sedikit ke arah utara, tepatnya di dekat stasiun tugu, kita bisa menikmati suasana malam ditemani acara makan ala lesehan dan tentunya ditambah alunan musik dari para seniman jalan kota ini.

Walaupun saat ini tempat makan berupa konsep angkringan tidak hanya ada di kota Yogyakarta, tapi juga sudah menyebar di kota-kota lain. Menu makanannya pun sama, seperti nasi kucing, penganan nasi plus ikan teri ditambah pilihan satai beragam jenis. Tapi, sebagai kota wisata, Yogyakarta juga menawarkan menu yang khas, yaitu minuman kopi. Minuman ini berbeda dari biasanya, tak jarang banyak wisatawan yang merasa rindu ingin kembali ke kota ini, salah satunya karena kopi unik khas Yogyakarta.

Kopi Jos, Minuman Khas Yogyakarta Yang Bikin Ketagihan
Di antara banyaknya pedagang nasi kucing di angkringan tugu ini, ada dua pedangang  yang sudah berjualan  sejak tahun 1960-an, yaitu Lik Man dan Lik No. Seiring berjalannya waktu,  mereka berdua juga ditemani oleh para pedangan baru yang tetap bertahan sampai sekarang.

“Sebenarnya ini usaha milik Bapak saya, tapi kini saya yang meneruskan. Waktu itu kami hanya menjual nasi kucing, tapi mulai tahun  2000-an, kami  mulai menjual kopi arang atau yang sering kopi jos,” jelas Lik No atau yang sering disapa Pak Gendut, generasi kedua angkringan Lik No ini.
Awal mula terbersit ide untuk membuat kopi arang ini, kata Lik No, karena ada permintaan dari para mahasiswa yang mampir di angkringan di malam hari. Saat itu dia tidak enak badan, atau sering kita sebut masuk angin. Karena itu, dia minta dibuatkan minuman panas yang jos rasanya, jadilah dibuat kopi jos  dengan bunyi jos dari bara api arang panas yang dicelupkan ke dalam segelas kopi.

Ketika menyeruput kopi jos ini aroma kopi begitu melekat di penciuman kita, ditambah lagi ketika arang (bara api) yang amsih menyala merah dimasukkan ke dalam segelas kopi itu, bunyi jos pun terdengar. Suasana malam kota Yogya menjadi semakin menarik ketika menyeruput sajian khas Yogya yang sudah bertahan sejak puluhan tahun ini. Inilah salah satu alasan mengapa Yogyakarta selalu bikin nagih untuk disambangi.



Harga Terjangkau dan Banyak Pilihan
Menikmati malam di angkringan Yogyakarta tak sampai membuat kantong kita banyak terkuras. Pilihan makanan dan minuman yang dijual di sini cukup terjangkau. Misalnya untuk segelas kopi Jos, bisa dinikmati dengan Rp 4000 saja. Hal ini juga membuat para mahasiswa dan juga para backpacker betah menikmati malam di angkringan Yogyakarta.

Selain kopi jos, ada juga pilihan menu lainnya, di kedai Lik No ini kita bisa memesan nasi kucing dengan pilihan lauk, seperti aneka gorengan, sate kerang, sate ayam, sate bakso, sate telur puyuh, sate usus, sate kikil, sate kambing, sate keong, dan sate jamur. Ada juga penganan khas Yogyakarta yang terbuat dari beras ketan, yaitu jadah bakar. Penganan ini sangat ccok disantap saat masih panas sebagai teman si kopi jos. Nah, jika anda berkesempatan main ke Yogyakarta, menikmati malam di angkringan belakang stasiun tugu ini bisa menjadi salah satu pilihan destinasi yang asyik. (Fauziah Muslimah)

*Tulisan ini terbit di Majalah Swara Cinta Edisi 50


Tidak ada komentar:

Posting Komentar