Jumat, 07 Februari 2014

Tradisi Ilmiah Mahasiswa Untuk Raih Ilmu Bukan Sekedar Gelar

Prof. Dr. Andi Faisal Bakti: Guru Besar Ilmu Komunikasi UIN  Jakarta


Tradisi ilmiah mahasiswa sebagai kebiasaan yang melekat di keseharian kegiatan perkuliahan mereka mulai menurun. Dapat dibuktikan, perbedaan jumlah mahasiswa di perpustakaan dengan mereka yang ada di tempat hiburan seperti mall dan kafe. Apakah hal ini dipengaruhi oleh sikap hedonis?  Menurut Guru Besar Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM)  Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, tradisi ilmiah mahasiswa bisa ditingkatkan dengan banyak cara, yang terpenting adalah kesadaran dan keaktifan mahasiswa sendiri untuk meraih ilmu pengetahuan bukan sekedar untuk meraih gelar saja. Berikut petikan lengkap wawancara wartawan Fauziah Muslimah dengan Guru Besar Ilmu Komunikasi FIDKOM UIN Jakarta, Senin (29/10) di kantornya yang berlokasi di Ciputat, Tangerang Selatan  seputar menurunnya tradisi ilmiah mahasiswa sekarang:

Bagaimana kriteria tradisi ilmiah yang harus dimiliki oleh mahasiswa?

Dari hal yang sederhana saja, jika membuat makalah mereka harus banyak membaca semua buku yang berkaitan dengan makalah yang akan mereka tulis. Mahasiswa harus bisa menulis dengan baik, dan tulisan yang baik itu yang banyak referensinya, berkaitan dengan permasalahan yang dibahas, dan yang terpenting adalah pola-pola penulisan yang baik dan benar.

Makalah atau skripsi yang ditulis sesuai prosedur akan melahirkan karya ilmiah yang bernilai dan bermanfaat. Sesuai prosedur yang saya maksud adalah karya ilmiah yang berisi konteks, latar belakang, teori-teori ilmuwan, dan yang terpenting adalah pernyataan pemakalah terhadap permasalahan yang sifatnya ilmiah, bukan deskriptif biasa, dan lebih baik lagi jika bersifat analisis dan kritis. Oleh karena itu pembuatan karya ilmiah memerlukan penelitian mendalam agar bisa menjawab permasalah secara detil.

Apa yang Anda lakukan dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan tradisi ilmiah mahasiswa?

Biasanya saya memberikan tugas berupa penulisan makalah. Tapi makalah yang berbobot isinya dan penulisannya sesuai prosedur yang tadi saya jelaskan. Saya ingin mahasiswa bisa menciptakan dan menemukan  ilmu pengetahuan dari hasil pemikiran mereka sendiri.

Jika kita lihat sekarang, budaya hedonis yang ada di masyarakat menjadikan mahasiswa jarang membaca buku atau menjalankan tradisi ilmiah mereka. Apa penyebabnya?

Budaya hedonis itu budaya yang sia-sia saja, karena hal itu tidak produktif. Bagaimana mungkin mereka bisa  melahirkan suatu karya  ilmiah, jika kegiatannya hanya hang-out bersama teman-temannya, sedangkan menulis karya ilmiah itu harus melakukan penelitian mendalam, seperti membaca buku. Mereka akan merugi nantinya, karena hidup di dunia ini kita harus bekerja, berkiprah, dan berkarya.

Mahasiswa sekarang ini kurang aktif dan sadar terhadap ilmu pengetahuan. Mereka hanya sekedar kuliah, tidak berusaha meraih ilmu dengan sungguh-sungguh. Keaktifan dan kesadaran mahasiswa terhadap ilmu pengetahuan itu sangat penting, jangan hanya untuk meraih gelar tapi ilmunya tidak dapat. Gelar akan mengikuti setelah kita benar bersungguh-sungguh belajar. Salah satu penyebab berkurangnya kreativitas mahasiswa di tradisi ilmiah mereka adalah mereka terlalu fokus pada gelar, bukan ilmunya, karena itu ada mahasiswa yang membayar orang lain, misalnya untuk mengerjakan tugas makalah, bahkan skripsi. Jika demikian, mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai dan hasilnya nanti adalah hanya gelar yang mereka dapatkan bukan ilmu pengetahuannya.

Untuk berkaca dari pengalaman Anda mengajar di Universitas luar negeri, Bagaimana tradisi ilmiah mahasiswa luar negeri jika dibandingkan dengan mahasiswa di Indonesia?

Dari segi kecerdasan, saya pikir mereka semua sama. Hanya saja dari sisi fasilitas mereka lebih kaya raya, misalnya perpustakaan mereka lengkap bahkan naskah kuno pun ada di sana. Pertama, semangat belajar. Mahasiswa luar negeri cenderung lebih tinggi semangatnya. Padahal mereka kuliah sambil bekerja untuk memenuhi kehidupan mereka sendiri yang sudah lepas dari tanggung jawab orang tua sejak berusia 18 tahun. Jika putus kerja, pemerintah di sana bersedia mengeluarkan tunjangan dana untuk meneruskan kuliah mereka.

Kedua, mereka lebih tekun dalam belajar dan fokus pada tugas yang diberikan dosen. Jika saya memeriksa hasil tugas mereka, saya tidak membutuhkan waktu yang lama, karena mereka menulis sesuai dengan pola-pola penulisan yang baik dan benar serta penelitian mereka bersifat Internasional. Seperti penelitian tentang Islam di India atau yang lainnya yang menyiratkan penelitian mereka bernilai tinggi, karena melakukan penelitian yang mendalam.

Terakhir, sebaiknya kita tidak membanding-bandingkan. Tapi, alangkah baiknya mahasiswa Indonesia bisa berkaca dari semangat belajar mahasiswa luar negeri.

Jika demikian, apakah fasilitas bisa menjadi salah satu alasan mahasiswa Indonesia berkurang tradisi ilmiahnya?

Fasilitas jangan menjadi penghalang kita untuk berkreativitas. Karena, keaktifan untuk meraih  ilmu pengetahuanlah yang terpenting menurut saya. Tapi, terkadang fasilitas yang kurang menjadikan tradisi ilmiah itu kurang maksimal.

Terakhir, Apa prinsip-prinsip yang harus dipegang mahasiswa  untuk meningkatkan tradisi ilmiahnya?

Saya akan mengambil garis besarnya, meraih ilmu dengan sungguh-sungguh itu lebih baik daripada hanya bertujuan meraih gelar saja. Mahasiswa harus mempunyai manajemen waktu yang baik untuk menyelsaikan tugas-tugasnya tepat waktu. Mereka harus pandai menulis dan  untuk bisa diterbitkan agar bisa dibaca banyak orang.


Mahasiswa mengambil peran penting dalam pengabdian kepada masyarakat, oleh karena itu belajar dengan sungguh-sungguh bisa menjadikan mereka  bermanfaat bagi masyarakat luas. Budaya hedonis harus mereka hilangkan, mereka harus cerdas secara moral, intelektual, emosional, fisik agar tidak terlalu lama menjadi beban orang tua. Terakhir, belajarlah bahasa asing dan belajarlah ke Universitas-Universitas luar negeri untuk mendapatkan ilmu dan pengelaman yang lebih luas. [] Fauziah Muslimah 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar