Kamis, 06 Februari 2014

Membenahi Perparkiran UIN Jakarta, Tak Semudah Membalik Telapak Tangan


Parkiran motor semrawut, keamanan masih diragukan, dan sistem manual masih diterapkan. Tidak berlebihan, harus ada yang dibenahi dari penataan perparkiran kampus UIN Jakarta, walaupun tak semudah membalik telapak tangan.
Potret buruk mengenai penataan perparkiran dapat ditemui di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedikitnya 6000 motor dan 200 mobil lalu-lalang setiap harinya ke kampus. Tetapi, hal itu tidak dibarengi dengan lahan parkir yang memadai. Alhasil, parkiran semrawut terlihat di sisi jalan setiap fakultas yang berada di kampus satu tersebut. Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang harus dipikul pihak rektorat kampus selaku penanggung jawab UIN Parking yang sempat menggunakan jasa DumParking pada tiga tahun yang lalu itu.

Bertahun-tahun memakai jasa pengelolaan parkir perusahaan luar, membuat pihak rektorat mengernyitkan dahi. Banyak keluhan yang mereka terima silih berganti dari mahasiswa, mulai dari masalah pencurian sampai biaya parkir. Ketika ditelaah, pihak rektorat menemukan kendala yang memberatkan mahasiswa.  Pihak rektorat dari bagian umum kampus UIN Jakarta pun mengambil alih sistem pengelolaan parkir tersebut.

Pada masa UIN Parking berjalan, persoalan lain pun muncul. Sistem manual yang digunakan dalam mengelola parkiran dinilai tidak efektif bagi kampus seluas UIN Jakarta. Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya laporan kehilangan dari mahasiswa, mulai dari helm sampai motor yang raib di kampus mereka sendiri.

Menguras Emosi
Emosi seperti terkuras. Mungkin itulah yang dirasakan Ahmad Algifari (20), mahasiswa jurnalistik semester lima. Motornya raib di area parkiran dekat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Fidkom) UIN Jakarta.

Motor Ahmad raib sekitar pukul 11.30 di parkiran atas di depan (Fidkom). Tapi, berbeda dengan Anas, Ahmad tidak lupa mengambil kuncinya. Semua kelengkapan seperti karcis dan STNK pun dia yang menyimpan. Saat jam istirahat tiba dan dia ingin mengambil helm untuk diamankan karena takut hujan, motornya sudah hilang. Ahmad pun langsung melapor ke petugas parkir dan berlanjut ke Kapolsek Ciputat.

“Kasus-kasus yang terjadi memang di antaranya karena faktor kelalaian petugas, saya simpulkan saja jika sistem yang digunakan masih manual, hal apa pun bisa terjadi.”, jelas Rahmat Hidayat, koordinator lapangan UIN Parking. Rahmat menambahkan, petugas parkir juga mengalami kesulitan untuk mengontrol lahan parkir yang luas itu. 17 petugas parkir yang dipekerjakan di UIN Jakarta dan harus dibagi dua dengan wilayah parkirnya kampus satu dan dua. Hal itulah yang menyulitkan para petugas mengawasi keseluruhan lahan parkir yang ada.

Solusi Yang Diajukan
“Batasi saja penggunaan motor di kampus UIN ini, agar kampus bisa nyaman dan tidak ada polusi, kalau bisa disediakan parkiran sepeda,” usul Tridiwa Arief, mahasiswa kesejahteraan sosial semester tiga.

Berbeda dengan Tridiwa, Anastasia berharap lahan parkir dengan gedung berlantai segera dibangun di kampus UIN Jakarta. Menurutnya, jika area parkir berada pada satu gedung dengan sistem komputer, maka kasus pencurian sangat minim terjadi dan mahasiswa merasa aman dan nyaman untuk menggunakan fasilitas kampus.


Kondisi penataan perparkiran kampus yang masih menuai masalah ini juga sedang menjadi konsentrasi pihak rektorat yang berharap system tidak memberatkan mahasiswa. Muhammad Ali Meha, Kepala Bagian Umum Rektorat UIN Jakarta mengatakan pihaknya sudah mencanangkan system baru yang semoga tidak memberatkan mahasiswa. “Pembangunan gedung parkiran setinggi tujuh lantai akan kami bangun mulai Maret 2013, rencananya lantai satu sampai empat menjadi lahan parkir dan lantai lima sampai lantai tujuh menjadi gedung baru perpustakaan utama,” jelas Muhammad Ali Meha.

Muhammad Ali Meha juga menambahkan, jika system baru pengelolaan perparkiran dengan system mesin atau komupter ditakutkan akan memberatkan mahasiswa. Hal itu dikarenakan, waktu dan antrian panjang akan terjadi saat waktu masuk kelas yang keluar kelas yang bersamaan para mahasiswa. Oelh karena itu, pihak rektorat masih menganalisa dan menimbang kembali system yang akan diberkalukan nanti bagi perparkiran UIN Jakarta yang tidak memberatkan mahasiswa. [] Fauziah Muslimah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar