Senin, 03 Februari 2014

Mahasiswa Bisa Kok Nerbitin Buku!


Selama kurun waktu empat bulan, ia mengasingkan diri dari teman-teman di kampus. Pergi kuliah hanya hadir di kelas, kemudian langsung pulang untuk kembali menulis, begitu seterusnya. Kerja kerasnya menuahkan ide-ide dalam lautan tulisan kini berbuah hasil yang membanggakan. Sebuah buku telah lahir dari rahim kreativitasnya, buku berjudul “Jadi Jurnalis Itu Gampang!!!” lolos ke media literasi Indonesia oleh penerbit terkenal di Jakarta.

Adalah Imam FR Kusumaningati, mahasiswa semester delapan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta berhasil membuktikan jika mahasiswa bisa menerbitkan buku. Imam, panggilan akrabnya mulai berani menyerahkan naskah tulisannya ke penerbit dan mulai dari dinyatakan diterima sampai akhirnya bisa terbit, prosesnya memakan waktu empat bulan. Ini adalah waktu normal proses penerbitan buku di Elex Media Komputindo, penerbit yang dipilihnya. Menurut Imam, revisi naskahnya hanya sebatas penurunan gaya bahasa supaya dibuat lebih santai, bukan pada isi kontennya. Proses terbit selama empat bulan  itu karena prosesnya juga panjang, mulai dari pengeditan naskah, layout, pembuatan ilustrasi, cover, dan pengurusan administratif seperti pembuatan ISBN. 

Kini, buku Imam yang berbicara tentang Jurnalisme Warga ini sudah berjejer dengan buku-buku lain di toko buku. “Saya belum pernah menulis artikel kemudian dimuat di surat kabar, sebagaimana penulis lainnya. Atau membuat tulisan esai, opini, atau sejenisnya yang dimuat di media. Ikut pelatihan penulisan secara intensif juga tidak pernah. Saya langsung menulis buku dengan modal nekad sebisanya, dan ternyata penerbit sekelas Elex Media Komputindo yang masih bagian dari Kelompok Kompas Gramedia mau menerbitkan buku yang saya tulis”,  jelas Mahasiswa Pendidikan Agama Islam ini.

Menurut Imam, semua orang bisa menulis dan tentunya bisa menerbitkan buku, termasuk mahasiswa. Imam menyarankan mulai menulis dari hal terdekat: yang disuka, dilakukan, dan ditemui sehari-hari. Mulailah dari ide-ide sederhana, tinggalkan saja dulu ide-ide bombastis dan muluk-muluk untuk mulai berlatih menulis. Kemudian tulislah dengan gaya bahasa yang juga sederhana, gunakan gaya bahasa sesuai karakter diri sendiri, tidak harus meniru seperti orang lain.

Untuk menerbitkan buku, itu juga tidak kalah mudahnya. Ketika sudah memiliki naskah, jangan sembarangan memasukkan ke sebuah penerbit. Analisis terlebih dahulu karakter naskahnya kira-kira cocok dengan penerbit mana. Jika memang karakter naskah yang ditulis sudah cocok dengan karakter penerbit yang dituju. Imam bisa menjamin, kemungkinan besar naskah akan diterima.

“Setelah menerbitkan buku yang saya lakukan adalah mempertanggungjawabkan buku yang saya tulis. Diundang untuk mengisi diskusi, seminar, talkshow, ini adalah bentuk pertanggungjawaban intelektual dari apa yang saya tulis”, tambah Mahasiswa yang mempunyai target menerbitkan  tiga buku sebelum bergelar sarjana ini. [Fauziah]






Tidak ada komentar:

Posting Komentar