Feature Agenda
Buku
adalah jendela dunia. Inilah peribahasa yang tepat diperuntukkan kepada seluruh
buku yang ada di pameran Istora Senayan yang membuka jendela-jendela
pengetahuan para pengunjungnya, Minggu (27/11). Langit Jakarta menunjukkan
terik panasnya, kawasan gedung-gedung di Gelora Bung Karno terus bercengkrama
dengan para pengunjung masing-masing kepentingan.
Begitu
pun Istora Senayan, gedung olahraga berbasis indoor yang berkapasitas ribuan penonton ini sedang menjadi taman
bagi para pecinta buku. Pasalnya di sini
ada pameran buku yang diselenggarakan oleh IKAPI(Ikatan Penerbit Indonesia) dan
Perpustakaan Nasional. Pameran yang dilaksanakkan setiap tahunnya ini
berlangsung sangat meriah dengan mengikutsertakan banyak penerbit terkenal di
Indonesia.
Gedung
yang kemarin digunakkan untuk menampilkan cabang olahraga bulu tangkis oleh
hajatan besar Sea Games ini memberikan ruang yang luas bagi para penerbit untuk
menjajankan buku-bukunya. Memasuki kawasan pintu utama Istora Senayan ada
sebuah papan besar yang berisi peta kawasan penerbit dan panggung dimana
acara-cara dilaksanakkan, termasuk panggung utama sebagai pusatnya.
Pameran
bernama Indonesia Book Fair ini juga memberikan diskon buku-buku bagi para
pembeli. Seperti dijumpai pada penerbit Gramedia Grup. Salah satu penerbit
besar ini menampilkan banyak buku yang diperjualbelikan dengan diskon mulai
dari dua puluh persen dan bagi pembelian sampai dua ratus ribu, panitia telah
menyiapkan diskon dan buku gratis.
Bagi
pengunjung yang ingin melihat penampilan para penulis yang melakukkan bedah
bukunya, bisa langsung datang ke panggung utama. Panggung inilah yang menjadi
pusat acara pameran dengan slogan Book is Inspiring. Dengan slogan ini, panitia
pelaksana memberikan acara dan wadah bagi para pengunjung dan pencinta buku
agar bisa mendapatkan inspirasi-inspirasi dari buku-buku yang ada.
Seperti
pada Minggu (27/11) riuh pengunjung memadati selaksar bangku penonton di
panggung utama. Hari itu acara puncaknya adalah penampilan Ahmad Fuadi sebagai
penulis terkenal dari trilogi buku Negeri 5 Menara yang akan menampilkan
Launcing Trailer Film bersama Salman Aristo sebagai produser dan penulis skenarionya.
Acara yang berakhir pada pukul 14.00 ini juga menampilkan para pemain filmnya,
terlihat di antara panggung yang berlatar kuning itu, Ikang Fauzi dan Lulu
Tobing.
Selain
acara-acara bedah buku tersebut, Indonesia Book Fair tahun ini juga menghadirkan
para penerbit dari luar negeri di kawasan Asia seperti SPBA (Singapore Book Publishers
Association), MBKM (Majelis Buku Kebangsaan Malaysia), dan juga ada penerbit
dari Iran yaitu Kanoon.
Pameran
yang berlangsung mulai tanggal 24 november dan berakhir pada 4 desember ini
juga memberikan fasilitas bagi para pembaca dan pengunjung yang ingin
memberikan naskahnya agar diterbitkan untuk di edit oleh pada editor
masing-masing penerbit. Fasilitas ini dinamakan Bursa Naskah. Bursa naskah ini
didukung oleh banyak penerbit peserta Indonesia Rights Fair, yaitu seperti Tiga
Serangkai, Pustaka Mandiri, Republika, dan Penerbit Bumi Aksara
Untuk
mendukung berkembangnya pendidikan dan minat baca masyarakat Indonesia,
benarlah jika acara Indonesia Book Fair ini sangat baik dan bermanfaat, seperti
yang dituturkan Hira Prawira pengunjung asal Bekasi, “Indonesia Book Fair ini
bagus, karena selain diadakannya setahun sekali, juga menjadi ajang mendapatkan
pengetahuan. Bukunya murah, juga ada workshop-workshop yang memberikan
pengetahuan buku best seller bagi
pengunjung.”
Selain
itu, pameran ini juga menampilkan acara bedah buku-buku best seller dari
beberapa penerbit, misalnya ada acara talkshow Indonesia Mengajar bersama para
pengajar muda dan Anis Baswedan selaku pemimpin organisasi yang telah menjadi
salah satu tonggak kebangkitan pendidikan di Indoesia. Acara ini juga membahas
tentang buku dengan judul yang sama yang berisikan tentang kisah-kisah
perjuangan para pengajar muda yang membaktikan dirinya untuk pendidkkan di
pelosok negeri ini.
Dari
kesemuanya, fasilitas yang sudah diberikan para panitia baik. Akan tetapi, masih ada kekurangan di beberapa aspeknya.
Seperti tempat sholat dan toilet yang kurang memadai kuantitasnya bagi para
pengunjung yang membludak apalagi pada hari minggu (4/12) yang menjadi hari terakhir Indonesia Book Fair ini.
Selain
itu publikasi tentang acara kurang menyeluruh, seperti pada Sabtu (26/11)
kemarin yang diliburkan karena ada acara pernikahan Ibbas Putra Presiden RI
dengan Alya. Karena publikasi yang kurang, banyak para pengunjung yang
terlanjur datang dibuat kecewa karena diliburkan sehari acara pamerannya.
“Semoga
kedepannya, IBF ini bisa lebih baik lagi fasilitas dan tempat yang strategis,
juga publikasi yang baik. Agar para pengunjung tidak dibuat kecewa”, jelas Sri
Wahyuni pengunjung Indonesia Book Fair dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Fauziah
Muslimah (1110051100059)
Jurnalistik
III B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar