Bahasa jurnalistik yang baik adalah bahasa yang
mampu mengedepankan informasi dan makna yang utuh dari setiap tulisan
jurnalistik.[1]
Secara spesifik, bahasa jurnalistik dapat dibedakan menurut bentuknya, yaitu
bahasa jurnalistik surat kabar, bahasa jurnalistik majalah, bahasa jurnalistik
radio siaran, bahasa jurnalistik televisi, dan bahasa jurnalistik media online internet. [2]
Misalnya, pada bahasa jurnalistik surat kabar harus
tunduk pada kaidah atau prinsip-prinsip umum bahasa jurnalistik. Ada 11 ciri
utama bahasa jurnalistik yang berlaku, yaitu sederhana, singkat, padat, lugas,
jelas, jernih, menarik, dan demokratis.[3]
Ciri-Ciri
Bahasa Jurnalistik (Syarifudin, 2010:81-82)
·
Sederhana: adalah
bahasa yang digunakan lebih berorientasi pada kata-kata atau kalimat yang
paling banyak diketahui sebagian besar pembaca.
·
Singkat: adalah bahasa
yang digunakan langsung ke pokok masalah, tidak bertele-tele, tidak panjang dan
tidak memboroskan waktu pembaca.
·
Padat: adalah bahasa
yang digunakan bersifat padat informasi, dengan memakai kata/kalimat dengan
informasi penting bagi pembaca.
·
Lugas: adalah tidak
ambigu, tegas, sesuai dengan makna yang dituju, sehingga pembaca terhindar dari
kesalahan persepsi dan kesimpulan.
·
Jelas:adalah bahasa
yang digunakan mudah dipahami maknanya, tidak bias, baik dari segi makna,
susunan kata, maupun kalimat.
·
Jernih:adalah bahasa
yang digunakan transparan, jujur, tulus, tidak menyembunyikan sesuatu yang
negatif, fitnah, dan prasangka. Karena bahasa jurnalistik mengedepankan aspek
fakta, kebenaran, dan kepentingan bagi masyarakat.
·
Menarik: adalah bahasa
yang digunakan harus mampu membangkitkan minat dan perhatian pembaca dan dapat
memicu selera baca.
·
Demokratis: adalah
bahasa yang digunakan bersifat universal, tidak mengenal tingkatan sosial,
golongan, dan kedudukan.
Kemudian ditambahkan enam ciri utama bahasa
jurnalistik (Sumadiria, 2006:17-21). Bahasa jurnalistik berciri populis (kata,
istilah, atau kalimat yang digunakan adalah yang akrab di masyarakat), logis
(sesuai nalar), gramatikal (menggunakan bahasa
baku), menghindari kata tutur, menghindari kata dan istilah bahas asing,
pilihan kata (diksi) yang tepat, mengutamakan kalimat aktif, menghindari kata
atau istilah teknis, dan tunduk pada kaidah etika.[4]
Pengarang Amerika, Ernest Hemingway sebagai wartawan
surat kabar Kansas City Star menjelaskan beberapa patokan prinsip bahasa
jurnalistik, yaitu gunakan kalimat-kalimat pendek, gunakan bahasa biasa yang
mudah dipahami orang, gunakan bahasa sederhana adan jernih pengutaraannya,
gunakan bahasa tanpa kalimat majemuk, gunakan bahasa dengan kalimat aktif,
gunakan bahasa padat dan kuat, serta gunakan bahasa positif bukan bahasa
negatif.[5]
Satu hal yang penting adalah bahasa jurnalistik
harus tetap tunduk dan patuh pada kaidah dan etika bahasa Indonesia yang baku.
Selanjutnya bahasa jurnalistik juga mampu mengemban misi edukasi untuk
memberikan contoh berbahasa yang baik bagi masyarakat. Dengan demikian, bahasa
jurnalistik mampu menjadi penyambung informasi kepada pembaca. [6]
Fauziah
Muslimah/1110051100059/Jurnalistik IV B
[1] Syarifudin Yusuf, Jurnalistik
Terapan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010), hal. 81
[2] Drs . As Haris Sumadiria, Bahasa
Jurnalistik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), hal. 13
[3] Ibid, hal. 13-14
[4] Drs. As. Haris Sumadiria, M.Si, Bahasa
Jurnalistik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), hal. 17-21
[5] H. Rosihan Anwar, Bahasa
Jurnalistik dan Komposisi, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), hal. 15-19
[6] Syarifudin Yusuf, Jurnalistik
Terapan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010), hal. 82
Tidak ada komentar:
Posting Komentar