Euforia
Hari Raya Idul Adha sering diikuti dengan tradisi atau tren kuliner yang hadir
di masyarakat. Hal ini juga karena hari raya ini biasa disebut dengan hari raya
kurban. Hewan kurban yang selesai dipotong kemudian diolah makanan beragam rasa
dan jenis, mulai dari dibakar, digoreng, bahkan dibuat sup. Karenanya, esensi hari
raya tersebut menjadi lebih berwarna apalagi ditambah kehadiran beragam
penganan khas dari masing-masing daerah di nusantara.
Tapi,
di antara beragam macam makanan yang hadir sebagai olahan daging kurban di hari
raya itu ada satu yang harus menjadi perhatian kita bersama. Perhatian itu
lebih khusus pada segi kesehatan, tentunya daging itu senidri memang sudah
menjadi makanan yang dihindari oleh para penderita penyakit jantung dan
kolestrerol. Tapi ada lagi, satu penganan yang patut kita waspadai karena bisa
memicu penyakit mematikan, yaitu kanker. Penganan ini adalah sate. Daging hewan
kurban sering kali diolah menjadi sate yang cara memasaknya dilakukan dengan
cara dibakar. Selain mudah dan murah
meriah, olahan daging sate ini juga
banyak dinikmati anak-anak. Alhasil, sate menjadi salah satu olahan daging yang
mempunyai banyak penggemar dibandingkan penganan dari olahan daging lainnya.
Tak
seperti rasanya yang enak, ternyata sate bisa memicu penyakit. Proses
pembakaran yang tidak sempurna dan juga bekas arang pembakaran yang menempel di
daging bakar tersebut mengandung zat-zat karbon yang bisa memicu tumbuhnya sel
kanker dalam tubuh kita.
Sebagaimana
dilansir dari bisakimia.com, Dr.
Ronald A. Hukom, MHSc, SpPD-KHOM, dari Divisi Hematologi dan Onkologi Medik
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
mengatakan walaupun waktu perkembangan sel – sel kanker menjadi tumor
membutuhkan waktu yang lama bukan berarti seseorang menyepelekan hal yang bisa
beresiko memicu penyakit kanker. Salah satu contohnya adalah dengan tidak
terlalu sering mengkonsumsi makanan yang diolah dengan cara dibakar. Karena
pengolahan makanan yang dilakukan melalui pembakaran itu dapat menyebabkan
penyakit kanker pada bagian kerongkongan.
Menurutnya,
memakan makanan yang dibakar seperti sate atau yang lainnya biasanya dengan
proses pembakaran tidak sempurna yang dapat memicu penyakit kanker. Umumnya
kanker pencernaan bagian atas, seperti kerongkongan dan kanker lambung. Kanker
ini bisa terjadi karena ada dua jenis senyawa penyebab kanker yang bisa
terbentuk selama proses pemanggangan makanan, yaitu hidrokarbon polisiklik
aromatik (PAH) dan amino heterosiklik (HCA).
Lain
lagi untuk pengonsumsi perempuan, risiko yang ditimbulkan dari makan sate ini
bisa ebih berbahaya lagi. Perempuan yang gemar makan kuliner daging bakar lebih
berisiko menderita penyakit kista. Zat karsinogen-lah yang menjadi penyebab
munculnya penyakit kista ini. Hal ini karena, kista pada perempuan paling
banyak berada di rahim atau ovarium. Gangguan kesehatan ini lebih banyak
menyerang pada mereka yang gemar makan aneka masakan yang dibakar. Seperti
daging hewan darat dan laut. Misalnya ayam bakar, ikan bakar, sate dan seafood bakar. Resiko lebih tinggi jika
daging bakar yang dimakan adalah bagian yang gosong. Padahal untuk sebagian
orang bagian yang gosong inilah yang paling banyak digemari. Sebab rasanya
katanya lebih maknyus. Padahal ini penyebab kista ovarium (rahim), myom, dan
endom.
Sebenarnya zat berbahaya apa yang
terdapat di dalam penganan bakar, sehingga bisa menyebabkan kanker?
Sering
sekali kita temui daging yang setelah dibakar terdapat bagian yang gosng
(hitam), itulah zat karbon sisa hasil pemkaran arang yang bisa saja menempel
pada daging yang dibakar. Zat atau benda sisa hasil pembakaran itu biasa
disebut zatkarbon. Unsur karbon tidak memiliki nutrisi apa pun dan bersifat
sampah atau toksin.
Jika
masuk ke dalam tubuh manusia akan sangat berbahaya. Sifatnya akan berubah
sebagai zat pembakar atau perusak sel-sel tubuh yang menciptakan proses
oksidasi. Sel-sel akan rusak oleh zat oksidan ini. Kemudian akan berubah
menjadi sel abnormal (kanker). Diawali dengan adanya penumpukan sel abnormal di
suatu bagian tubuh. Dimana bisa kita lihat berupa bentuk benjolan kenyal yangs
ering kita sebut sebagai kista berupa cairan. Jika dibiarkan maka akan
membentuk gumpalan keras. Inilah yang disebut tumor dan disebut myom jika berada di rahim.
Lalu, kenapa karbon ini begitu
merusak?
Di
dalam benda yang tersisa dari proses pembakaran terdapat zat berbahaya (toksin)
yang disebut zat karsinogen. Bukan hanya di daging bakar, zat karsinogen ini
terdapat juga pada rokok, polusi udara, dan minyak goreng. Zat karsinogen
inilah yang disebut para ahli kesehatan sebagai zat pencetus kanker, kista,
myom, tumor dan penuaan. Jika Anda merasa kulit anda tidak cantik lagi, muncul
keriput, dan kusam, karsinogenlah yang jadi penyebabnya.
Selain
sebagai zat pencetus kanker keberadaan toksin ini di dalam tubuh menjadi
ancaman lain yang berbahaya, yaitu bisa menyebabkan kacaunya hormon perempuan.
Saat itulah hormon estrogen berlebihan
dan tidak seimbang dapat menyebabkan juga kista, myom dan endom. Salah satu
gejala yang mudah dikenali adalah rasa sakit yang sangat di saat haid.
Dari
beberapa resiko penyakit yang bisa ditimbulkan dari sate, bagi anda penggemar penganan ini tidak
perlu risau. Risiko-risiko tersebut bisa diminimalisir dengan berbagai cara,
sehingga para penggemar sate tidak perlu berhenti mengonsumsi penganan favorit
mereka ini.
Sebagaimana
dilansir dari artikel di artikelkesehatan99.com,
risiko kanker bisa dihindari dengan cara memasak atau membakar daging yang
tepat. Adapun kiat aman membakar daging yang bisa anda coba adalah sebagai
berikut :
Pertama,
jangan terlalu lama membakar daging. Oleh sebab itu pastikan arang cukup panas
sehingga proses pembakaran bisa dilakukan lebih cepat. Membakar daging terlalu
lama dapat membentuk senyawa berbahaya.
Kedua,
hilangkan lemak daging yang terlihat sebelum membakarnya. Sering-seringlah
membolak-balikkan daging ketika proses pembakaran berlangsung agar terhindar
dari hangus. Selain itu, hindari api yang terlalu besar agar mencegah
terbentuknya senyawa PAH dan HCA.
Ketiga,
gunakan bumbu. Selain menambah cita rasa daging, bumbu juga dapat mengurangi
peluang terbentuknya senyawa yang berbahaya.
Terakhir,
perkecil ukuran daging, atau potong daging menjadi beberapa bagian kecil ketika
akan dibakar. Hal ini bertujuan untuk membuat daging lebih cepat matang.
(Fauziah
Muslimah)
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar