Sejak
duduk di bangku sekolah dasar, kecintaannya kepada Al-Qur’an mulai diasah.
Karena dorongan dari orang tuanya mahasiswa semester tujuh jurusan Peradilan
Agama Fakultas Syariah dan Hukum ini sering kali mengikuti perlombaan Musabaqoh
Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat nasional. Tak tanggung-tanggung, pada tahun ini
saja, ada tiga perlombaan MTQ yang akan
dia ikuti sebagai perwakilan dari kampus UIN Jakarta.
’Alhamdulillah, tahun 2013 ini
saya terpilih mewakili UIN Jakarta dua kali. Yang pertama akhir bulan Juni
kemarin di Padang, yakni pada ajang MTQ Nasional Mahasiswa dalam bidang Syarhil
Qur’an,
yang kedua pada tanggal 14 Agustus MTQ
di Provinsi Riau dan nanti pada
pertengahan bulan Agustus di Serang, pada ajang PIONIR cabang 5 Juz dan Tilawah”,
jelas mahasiswa yang juga aktif di UKM HIQMA ini.
Adalah
Sefrianes Muhsin Dumbela, mahasiswa asli
Gorontalo yang sudah berkecimpung di dunia Al-Qur’an sekian lama. Alhasil
banyak penghargaan dan pengalaman yang dia dapat selama mengikuti perlombaan
MTQ tingkat nasional di beberapa wilayah di Indonesia. Sejak tahun
2005, dari awal terjun ke
dunia MTQ.
Muhsin, begitu dia disapa sering mendapat kesempatan berlaga di tingkat
nasional. mulai dari tahun
2005 (STQ Nasional di Gorontalo), 2006 (MTQ Nasional di Kendari, Sulawesi Tenggara), 2006 (MTQ PORSENI SMP di Jogjakarta), 2007 (STQ Nasional di Pondok Gede, Jakarta), 2008 (MTQ PORSENI SMA di Denpasar, Bali), 2009 (STQ
Nasional
atau Pembinaan calon peserta MTQ Internasional di Pondok
Gede, Jakarta), 2010 (MTQ Nasional di Bengkulu), 2011
(STQ Nasional di Banjarmasin), 2012 (MTQ Nasional di Ambon Maluku), dan 2013
nanti di
Bangka Belitung.
Selain
itu, Muhsin juga sering mengikuti MTQ tingkat
provinsi di berbagai daerah, seperti Lampung, Riau, Sulsel, Sulut,
Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Gorontalo, Banten, DKI
Jakarta, dan Jawa Barat. Cabang yang biasa dia ikuti adalah Tilawah dan Tahfizh
(Hafalan Al-Qur’an). Tak sia-sia kecintaannya sejak kecil pada
Al-Qur’an, mahasiswa yang juga lulusan Pondok Pesantren AlQur’an di Pusat Studi
Pendidikan Al-Qur’an di Gorontalo ini pernah berhasil memberikan hadiah tiket
haji kepada kedua orang tuanya. Tiket haji tersebut dia dapat karena Muhsin
berhasil menjadi juaran pertama di MTQ nasional di Kendari, Sulawesi Tenggara.
“Karena saat itu saya masih kecil, jadi hadiahnya saya kasih ke orang tua
sebagai bakti saya kepada mereka yang sejak kecil mendidik saya mencintai
Al-Qur’an”, jelas Muhsin yang mempunyai suara indah saat membaca Al-Qur’an ini.
Menurut
Muhsin, prestasinya selama ini adalah berkat latihan dan kerja kerasnya
mengasah bakat yang dia miliki tersebut. Seseorang yang
mempunyai bakat tapi tidak berminat terjun langsung di bidangnya sama saja sia-sia bakatnya. Tapi jika ada minat namun bakatnya tidak diasah, itu
juga tidak akan bisa berkembang.
“Untuk tetap
eksis berprestasi dan kuliah, kita perlu disiplin waktu dan
mengaturnya dengan baik. Kemudian tidak terlalu memborong semua kegiatan.
Tekuni kegiatan yang sekiranya sejalan dengan bakat dan minta kita saja,
seperti saya yang terjun langsung mengasah bakat saya dalam tilawah Al-Qur’an
berawal dari kecintaan saya terhadap Al-Qur’an, sehingga membuat kecintaan saya
kepada Allah Swt.”, jelas Muhsin yang
bercita-cita bisa mewakili Indonesia dalam perlombaan MTQ tingkat
Internasional. [] Fauziah Muslimah
Terbit di Tabloid PRESTASI UIN Jakarta/Agustus 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar