Mahasiswa harus menghilangkan tradisi copy-paste atau
kegiatan plagiat terhadap karya tulisnya. Kebiasaan mengutip tulisan orang lain
seperti itu menjadikan daya berpikir mahasiswa
berkurang. Karya ilmiah yang
mereka tulis menjadi tidak bernilai isinya.
Hal itu disampaikan Guru Besar Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,
Prof. Dr. Andi Faisal Bakti dalam wawancara langsung di kantornya yang
berlokasi di Mega Mall Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (29/10). Profesor yang
juga aktif mengajar di Universitas Indonesia ini mengatakan karya ilmiah hasil
tulisan mahasiswa yang baik adalah tulisan yang berkaitan dengan ilmu yang
ditulis mereka.
“Menulis karya ilmiah itu harus mengutamakan konteksnya, latar
belakang permasalahan, dan yang paling penting adalah pernyataan dari penulis
yang bersifat ilmiah. Bukan deskriptif biasa, lebih baik lagi bersifat analisis
dan kritis,” jelasnya. Menurut mantan Direktur International Office UIN Jakarta
ini, kebiasaan menyontek karya tulis orang lain itu yang menghancurkan tradisi
ilmiah mahasiswa. Mahasiswa harus berpikir untuk menciptakan dan menemukan
suatu ilmu pengetahuan yang harus asli dari hasil pemikiran mereka sendiri.
Prof. Andi mengecualikan teori dan metodologi dalam penulisan karya ilmiah
mahasiswa yang boleh dikutip dari orang lain, selain itu dilarang.
“Saya selalu memberikan tugas kepada mahasiswa untuk melatih mereka
mengembangkan tradisi ilmiahnya, seperti pembuatan makalah yang terstruktur dan
sesuai dengan pola penulisan yang baik dan benar,” katanya. Profesor yang
pernah mengajar di Oxford University ini mengatakan mahasiswa harus bisa
mengembangkan diri dan pola berpikir mereka secara ilmiah dengan banyak membaca
buku-buku berkualitas. “Jangan sering konsultasi ke Kiyai Google,” katanya sambil tersenyum. [] Fauziah Muslimah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar