Siapa yang tak kenal dengan kota wisata Yogyakarta?
Para pencinta jalan-jalan pasti pernah singgah di kota ini. Kota yang dikenal
sebagai surga dari kuliner, tempat wisata alam nan asri, dan juga kesahajaan
kebudayaan masyarakatnya ini tak pernah sepi wisatawan domestik maupun
mancanegara. Situasi ini juga yang menarik para pengusaha untuk melebarkan
sayapnya di berbagai lini, mulai dari penawaran jasa perjalanan, sewa kendaraan
sampai losmen atau hotel kelas bintang. Semua tumpah ruah di pusat kota sampai
pinggiran desa.
Dari
sekian banyak pengusaha yang konsisten melihat potensi bisnis di kawasan daerah
Istimewa ini, ada sebuah usaha penyewaan kendaraan bermotor yang sudah bertahan
sejak lima tahun silam. Bertahan selama itu tentu banyak sekali rintangan dan
tantangan, apalagi banyak sekali usaha serupa tersebar di Yogyakarta.
Adalah
Bambang Susilo (36), warga asli Kauman, Yogyakarta yang menjadi pendiri usaha
penyewaan kendaraan motor di kawasan Jalan
Moses Gatotkaca C-3 Gejayan Sleman Yogyakarta ini. Usaha ini dia beri nama
Bam’s transport yang menyediakan layanan penyewaan kendaraan motor; mobil
beragam jenis dan ukuran, serta motor yang beroperasi 24 jam non stop siap
melayani konsumen.
Bambang,
begitu ia akrab disapa, mengaku tidak mudah mengembangkan usaha di kota
wisata, selain karena banyak pesaing usaha serupa, pengelolaannya pun
harus dilaukan secara profesional, sehingga tidak lari ditinggal konsumen.
Awalnya, ia hanya ada satu motor yang ia miliki saat bekerja di Jakarta, motor matic itu yang ia bawa pulang
ke kota asal, Yogyakarta. Dari sana ia
mulai menyewakan motornya, yaitu memarkir motor itu di pinggir jalan atau di angkringan-angkringan
di pusat kota ini. Proses menawarkan
sewa motor itu pun hanya dilakukan dari mulut ke mulut, tapi Bambang tetap
setia duduk di pinggir jalan untuk menunggu orang yang mau menyewa motornya.
Lima
tahun bertahan, Bambang mengaku banyak kendala untuk mengembangkan usaha ini,
di antarnya adalah kendala permodalan dan pengadaan sumberdaya manuasianya. Usaha
ini juga memberikan kesempatan kepada teman-teman (disabilitas) untuk bekerja
di Bam’s transport.. Dahulu sekitar tujuh
orang, teman-teman tuna rungu di Yogjakarta direkrut menjadi karyawannya,
tapi karena ada satu dan lain hal, , kini hanya ada dua orang yang ikut bekerja
bersamanya.
“Saya
tidak mau sukses sendiri, karena itu saya mau pemberdayakan teman-teman
disabilitas ini. Alasan ini juga karena saya adalah bagian dari mereka, dan
saya tahu persis seperti apa sulitnya mendapatkan pekerjaan bagi kami para
penyandang disabilitas,” jelas pria yang juga aktif di organisasi Persatuan
Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) ini.
Bangkit Dari Penolakan, Tak Menyerah
Dengan “Keterbatasan”
Ayah
satu anak ini bercerita, saat dulu merantau ke Jakarta, ia pernah mendapatkan
penolakan dari beberapa perusahaan saat melamar kerja, karena cacat fisik yang
ia miliki. Walaupun akhirnya ia pernah merasakan bekerja sebagai konsultan
pajak, Bambang merasa terpanggil untuk membuka usaha sendiri, dimana nantinya
ia juga akan mengajak teman-teman penyandang disabilitas untuk bekerja
bersamanya. Selain itu karena keaktifannya di organisasi PPDI, dia juga ingin
ikut andil dalam memperjuangkan
kesempatan 1 % untuk teman-teman penyandang disabilitas bekerja di
perusahaan-perusahaan di Indonesia.
“Alhamdulillah,
walaupun belum bisa banyak membantu mereka (Penyandang disabilitas-red), saya
senang bisa menjadi bagian dari orang –orang yang memberdayakan mereka,
misalnya Mas Slamet seornag tuna rungu beranak satu yang sudah empat tahun
kerja sama saya,” jelas alumni jurusan perpajakan Akademi Pariwisata Indonesia
(API) Yogyakarta ini.
Terus Berkembang dan Bermanfaat
Dari
tahun ke tahun, Bam’s transport menambah koleksi mobil dan motornya. Dari awal
hanya ada empat mobil, kini sudah 23 mobil siap disewakan kepada konsumen. Dulu
hanya ada 3 motor, kini sudah ada 60 motor, ditambah saat ini ia juga
menyewakan rumah (rent house) berjumlah tiga rumah, pilihannya pun ada yang
tiga kamar dan dua kamar, bisa juga disewakan per kamar saja. Untuk koleksi
mobil dan motornya itu, Bambang menyewa lahan parkir di dekat Universitas
Sanatha Dharma, tak jauh dari kios Bam’s transport. Sedangkan untuk rent house
berlokasi di daerah Gejayan, Yogyakarta.
Karena
buka 24 jam, layanan di Bam’s transport tak pernah sepi konsumen. Sebutan kota
pelajar bagi Yogyakarta juga memengaruhi target kosumen usaha ini. Karena itu,
Bambang tak berani mematok harga mahal bagi para mahasiswa dari daerah bahkan
asing yang sedang berada di Yogyakarta untuk menyewa motor atau mobil dalam
jangka harian bahkan bulanan.
Untuk
menunjang kelancaran serta pelayanannya, Bam’s transport didukung dengan armada transportasi yang
memadai serta berkelas dengan berbagai jenis mobil yang tersedia, seperti tipe
City Car, tipe Family Car, dan tipe Premium
Car. Sedangkan motor yang tersedia kebanyakan berjenis matic. Biaya sewanya mulai dari Rp 50.000 per hari
untuk motor dan mulai dari Rp 300.000 per hari untuk mobil.
“Semoga
usaha saya ini bisa terus berkembang dan bisa lebih banyak lagi membantu orang
lain dengan membuka cabang di tempat lain.
Selain itu saya juga ingin menulis buku tentang kisah hidup saya ini
agar teman-teman penyandang disabilitas di manapun berada tetap semangat
berjuang,” harap Bambang yang pernah bersepeda dengan sepeda hasil modifikasinya
dari Yogyakarta sampai Indonesia Timur pada 2000 ini. Ia mengaku sebagai
seorang penyandang disabilitas, saat itu ia bersepada untuk mengenal dunia luar
dan mengumpulkan serta membangun kepercayaan diri, agar bisa tetap semangat
meski ada “keterbatasan”. (Fauziah
Muslimah)
Terbit di Majalah Swara Cinta Edisi 50
Tidak ada komentar:
Posting Komentar